Sabtu, 20 November 2010

adakalanya pemberontakan begitu indah (What are you fighting for?)

Berikut adalah cuplikan pidato pada upacara wisuda di Coxsackie-Athens High School di New York baru-baru ini. Disampaikan oleh wisudawan yang lulus dengan nilai terbaik pada tahun ini, Erica Goldson



“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.



Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.



Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.



Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?



Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan.......”



Walaupun kebanyakan orang tidak tahu seperti apa rasanya menjadi lulusan terbaik, tetapi saya rasa hampir setiap orang yang pernah sekolah sedikit banyak bisa memahami apa yang sedang dirasakan oleh “lulusan terbaik” ini.



Kalau Anda renungkan, sekarang setelah tidak lagi perlu membaca buku pelajaran sekolah, apa yang Anda rasakan tentang institusi yang dinamakan sekolah dan universitas? Apa yang sebenarnya telah Anda pelajari selama di sana? Karakter-karakter umum apa yang dimiliki oleh mayoritas penduduk, setelah belasan tahun di-training di dalam institusi itu?



Entah bagaimana menjawabnya. Yang pasti, salah satu persamaan umum di antara mereka mungkin adalah kemampuan dan insting untuk mengikuti instruksi…



Lakukan apa yang disuruh. Percayai apa yang diajarkan. Jangan menyimpang dari text book.

(d copas dri note:Kris Amethystna)

Tidak ada komentar: